ASAHAN - Sekira 11.000 jamaah hadir dan mengikuti Ceramah Kebangsaan dalam rangka Peringatan HUT ke-77 Republik Indonesia, pada hari Selasa, (16/08/2022).
Kegiatan yang digelar di Lapangan Adhi Pradana Polres Asahan tersebut, turut dihadiri oleh Kapolda Sumatera Utara yang diwakili oleh Wadir Intel Poldasu (AKBP Jonson Hasibuan), Bupati dan Wakil Bupati Asahan, Plt Wali Kota Tanjung Balai, Forkopimda Kabupaten Asahan, Kapolres Tanjung Balai, Sekretaris Daerah, para Asisten dan OPD Kabupaten Asahan, jajaran Perwira dan personil Polres Asahan, Kakankemenag Kabupaten Asahan, Camat Se-Kabupaten Asahan, Ketua TP PKK Kabupaten Asahan beserta pengurus, Ketua Persit KCK Cabang XXXV Dim 0208/Asahan, OKP, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
Baca juga:
Hijrahlah dari Sistem Jahiliah!
|
Mengawali sambutannya, Bupati Asahan H. Surya, BSc menyampaikan bahwa penduduk Kabupaten Asahan terdiri dari berbagai suku, agama dan ras, yang menjadikan Kabupaten Asahan sebagai salah satu Kabupaten yang memiliki kemajemukan yang bersatu dalam keBhinnekaan.
Dirinya juga menyampaikan, sedikitnya terdapat 14 etnis yang berbaur dan menetap di Kabupaten Asahan. “Berbagai budaya berbaur ditanah Melayu ini, ada etnis Melayu, Batak Toba, Tabagsel, Jawa, Sunda, Banjar, Minangkabau, Aceh, Simalungun, Karo, Nias, Pakpak, Etnis Tianghoa dan etnis India, dan kita bersyukur tetap damai dan rukun dalam persatuan walaupun berbeda etnis, budaya, agama dan kepercayaan”, ujar Bupati Asahan.
Masih menurut Bupati Asahan, persatuan dan kesatuan tersebut juga dapat terjaga, berkat kerjasama dan sinergitas antar unsur Forkopimda bersama dengan masyarakat Kabupaten Asahan.
“Karena seyogianya, kemajemukan masyarakat Asahan adalah kekuatan utama dalam menjalankan program-program pembangunan di Kabupaten Asahan, bila tetap rukun dan damai dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Berbhinneka Tunggal Ika”, urai Bupati Asahan.
Diakhir sambutannya, atas nama Pemerintah Kabupaten Asahan, dirinya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa merawat kebhinekaan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing.
Sementara, Gus Miftah yang memiliki nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman dalam ceramah kebangsaannya menyampaikan, untuk menjadi bangsa yang besar, seluruh elemen masyarakat haruslah menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang merebut Kemerdekaan Negara Indonesia dengan mengorbankan harta dan jiwa mereka.
Dirinya juga menambahkan, bahwa hanya dengan persatuan dan kesatuanlah, para pahlawan dapat berhasil merebut kemerdekaan. Karenanya, masyarakat harus belajar tentang pentingnya arti persatuan dan kesatuan agar dapat mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif.
Untuk itu, Gus Miftah mengajak seluruh jamaah agar tetap menjaga toleransi dalam beragama, saling menghargai satu dengan yang lain, serta tidak termakan oleh isu ataupun opini yang dapat memecah persatuan dan kesatuan dengan berdalihkan perbedaan suku, agama, ras dan golongan.
“Karena Ideologi Negara kita, Pancasila hadir sebagai pemersatu, untuk itu, jadikan perbedaan yang kita miliki sebagai pemersatu kita, bukan menjadi suatu perpecahan diantara kita, karena sejatinya perbedaan yang kita miliki adalah kekuatan terbesar dari Bangsa kita", ucap Gus Miftah mengakhiri ceramahnya. Edward Banjarnahor